Estimator adalah sebutan untuk seseorang yang bertugas dalam
proses estimasi atau penghitungan, dalam bagian suatu proses kontruksi
bangunan,berarti orang tersebut berprofesi sebagai estimator untuk
menghitung pembiayaan anggaran biaya bangunan.Dalam iklan surat kabar suatu
perusahaan kontruksi atau konsultan perencanaan,sering kita baca ,dibutuhkan
tenaga sipil/arsitektur min STM Bangunan sebagai seorang estimator dengan
keahlian kemampuan menghitung yang baik.Apabila estimasi biaya kontruksi
bangunan berkisaran angka ratusan juta, seorang estimator masih bisa menghandle
nya, namun bagaimana apabila estimasi bangunan nya sudah mencapai angka
milyaran rupiah? tentulah team estimatornya akan terdiri dari banyak orang
dengan disiplin ilmu yang berbeda,misalnya estimasi biaya pekerjaan struktur,
pekerjaan arsitektur,pekerjaan mechanical, landscape ,hardscape dan pekerjaan
external yaitu diluar bangunan.
Indonesia sejak jaman Belanda hingga saat ini masih menganut
sistim analisa penghitungan pekerjaan kontruksi bangunan yang disebut analisa
BOW.BOW adalah singkatan dari Burgerlijke Openbare Werken ,suatu ketentuan dan
ketetapan umum yang ditetapkan oleh Dir BOW tanggal 28 Pebruari 1921,Nomor 5372
pada jaman pemerintahan Belanda.Analisa BOW hanya bisa dilakukan pada proses
kontruksi yang menggunakan sistim padat karya atau sistim pekerjaan yang
menggunakan banyak tenaga kerja secara manual, yang berarti hanya untuk
pekerjaan bangunan sederhana saja walaupun pada kenyataannya di beberapa
wilayah Indonesia proyek pembangunan ruko setinggi 4 lantai pun, masih banyak
dilakukan secara manual padat karya.
Estimasi pada proyek gedung saat ini masih mengacu pada analisa BOW walaupun dengan revisi yang dilakukan untuk menyesuai dengan kondisi pada saat ini .Dalam praktek nya, sebuah konsultan atau kontraktor biasanya tidak melakukan analisa berulang kali setiap melakukan penghitungan tender. Analisa angka acuan dasar akan dipakai berulang kali dan yang yang akan dilakukan penyesuaian adalah angka material bangunan serta upah atau ongkos pemasangan yang biasanya selalu berfluktuasi naik turun mengikuti tingkat inflasi.
Berikut ini saya tampilkan salah satu contoh analisa pekerjaan pembuatan kolom praktis untuk bangunan rumah tinggal :
contoh :1.Analisa pembuatan kolom praktis
Estimasi pada proyek gedung saat ini masih mengacu pada analisa BOW walaupun dengan revisi yang dilakukan untuk menyesuai dengan kondisi pada saat ini .Dalam praktek nya, sebuah konsultan atau kontraktor biasanya tidak melakukan analisa berulang kali setiap melakukan penghitungan tender. Analisa angka acuan dasar akan dipakai berulang kali dan yang yang akan dilakukan penyesuaian adalah angka material bangunan serta upah atau ongkos pemasangan yang biasanya selalu berfluktuasi naik turun mengikuti tingkat inflasi.
Berikut ini saya tampilkan salah satu contoh analisa pekerjaan pembuatan kolom praktis untuk bangunan rumah tinggal :
contoh :1.Analisa pembuatan kolom praktis
1 m3 Kolom Praktis
|
|||||
0.18
|
Dim Panjang (m)
|
||||
0.18
|
Dim Lebar (m)
|
||||
4.00
|
Jumlah Tul Utama (bh)
|
||||
0.40
|
Berat Tul Utama (kg)
|
||||
0.20
|
Jarak Tul Sengkang (m)
|
||||
0.22
|
Berat Tul Sengkang (kg)
|
||||
1.00
|
Beton K-175
|
754,000
|
754,000
|
||
76.93
|
Tulangan
|
10,780
|
829,253
|
||
11.43
|
bekisting
|
22,400
|
256,000
|
||
76.93
|
Upah besi tulangan
|
1,100
|
84,618
|
||
penjelasan :
1.angka disebelah kiri adalah revisi penyesuaian dari analisa BOW
2.Keterangan di tengah adalah item pekerjaan kolom praktis
3.Angka di jalur ke-3 adalah harga dasar pekerjaan yang bisa berubah sesuai dengan kesepakatan antara pemborong dengan pemilik bangunan atau antara kontraktor dengan mandor, angka di jalur ke-3 ini yang selalu berubah mengikuti harga dari distributor material atau kenaikan upah pemasangan.
4.Angka di jalur ke-4 adalah harga perkalian antara harga dasar dengan nilai analisa (jalur 1)
5.Penjumlahan dari setiap item pekerjaan yang akan menjadi harga dari item pekerjaan kolom praktis.
contoh :2.Analisa pemasangan bekisting untuk cetakan beton
|
1 m2 Bekisting Balok & Kolom 2x pakai
|
|
|||
1.05
|
m2 Triplek 9 mm
|
37,240
|
39,102
|
||
9.00
|
Kayu kaso 4/6
|
5,214
|
46,926
|
||
0.35
|
paku
|
18,000
|
6,300
|
||
1m2 bahan bekisting
|
92,328
|
||||
Bekisting 2x pakai
|
46,164
|
||||
upah kerja
|
|||||
1.00
|
Borong Pasang & Bongkar Bekisting
|
21,000
|
21,000
|
Seorang estimator terlebih dulu harus memahami item pekerjaan apa saja yang tercantum dalam setiap gambar kontruksi , pemahaman secara detil terhadap bestek atau gambar kerja menjadi penuntun dalam menjabar kan atau membreakdown setiap item pekerjaan.
Salam,semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar